Halaman

Senin, 12 November 2012

Melayani Tuhan dengan talenta kita


Saya ingin berbagi pengalaman saya dimana pengalaman saya itu mirip sekali dengan apa yang dialami ko Philip.
Cerita saya akan dimulai dari dimana saya bekerja, saya adalah seorang anak yang saat ini berstatus tamatan SMA, tetapi Tuhan telah mempercayakan saya untuk mengemban jabatan IT di beberapa perusahaan. Beberapa bulan lalu, kantor saya baru saja memiliki gedung baru, dan direncanakan akan pindah ke gedung yang baru, namun saya lebih dahulu terjun ke gedung baru tsb untuk memasang instalasi jaringan komputer, dengan maksud, agar pada saat perusahaan saya pindah, semua infrastruktur ITnya sudah siap untuk digunakan.
Kurang lebih hampir 2 minggu saya mempersiapkan infrastruktur disana. Dan setelah selesai, barulah kantor saya pindah. Beberapa minggu berselang tiba saatnya untuk menerima upah/gaji bulanan. Dan ketika saya lihat slip gaji saya, tidak ada bonus tambahan atas apa yang saya lakukan sebelumnya. Awalnya saya yidak memperhitungkan hal itu, saya menganggap semua yang saya lakukan adalah untuk Tuhan. Keesokan harinya rupanya iblis mulai menjatuhkan saya, "ayo kecewa!! Ayo kecewa!! Kamu sudah kerja hanya seorang diri, kamu sudah kerja keras, tidak ada sedikit pun penghargaan untuk kamu, kamu tidak dianggap!!" Kira-kira begitu yang iblis ucapkan didalam pikiran saya. Dan benar adanya saya terjatuh dalam hasutan iblis, malam harinya, hati saya mengalami kekecewaan luar biasa, saya berseru pada Tuhan, "Tuhan, kok sepertinya aku tidak dianggap, apa yang sudah aku kerjakan kok spertinya tidak dihargai". Malam itu saya tidur dengan hati kecewa.

Dan keesokan harinya apa yang terjadi?? Ternyata Tuhan menjawab doa saya, saat pulang kantor bos saya memberikan saya sejumlah uang dan mengucapkan terimakasih atas semua bantuan saya. Saat itu saya jadi takut, wah jangan2 bos saya mendengar kekecewaan saya. Tapi bagaimana mungkin, saya hanya menceritakan kekecewaan saya pada seorang sahabat saya yang berada diluar kota, dan tidak mungkin sahabat saya mengontak bos saya untuk memberitahukan kekecewaan saya, tapi itu tidak mungkin. Selain bercerita kepada sahabat saya itu, saya juga menceritakan kekecewaan saya pada Tuhan.
Ternyata Tuhan dengar kekecewaan saya dan Dia menjawab kekecewaan saya.
Bukankah Tuhan kita hidup?? Dia tau stiap isi hati kita.

Lalu apakah saya senang?? Tentu saja saya senang setelah menerima bonus itu. Tapi tunggu dulu, setelah saya menerima bonus itu, malam harinya ada kegiatan doa malam di gereja, dan jika tidak ada kuliah saya pasti datang. Dan coba tebak apa yang terjadi selanjutnya?? Tuhan mengingatkan saya lewat kotbah di doa malam tsb, Tuhan mengingatkan saya untuk tetap rendah hati, dan akhirnya saya sadar, talenta yang diberikan Tuhan pada saya harus saya pergunakan untuk memuliakan nama Tuhan, saya tidak boleh memikirkan upah, karena pelayanan adalah bukan untuk dihargai dan diberi upah.
Setelah Tuhan menyadarkan saya, saya menjadi merasa bersalah akan bonus yang saya terima, saya meminta ampun kepada Tuhan. Lalu saya memutuskan untuk menggunakan uang itu untuk mentraktir teman saya makan malam sepulang dari gereja.

Bukankah Tuhan kita itu luar biasa??? Haleluya..

Praise the Lord~
Ayo pergunakan talentamu untuk melayani Tuhan dengan tulus, karena talenta yang kita miliki adalah pemberian Tuhan, dan kita hatus bisa memberi dan mempertanggung jawabkannya kepada Tuhan.

Semoga bacaan ini menjadi berkat utk stiap yang membacanya.
Godblessyou~


Tidak ada komentar:

Posting Komentar